Padang | Dinamika politik kepemudaan di Kabupaten Pesisir Selatan mulai menunjukkan eskalasi jelang Musyawarah Daerah (Musda) Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) tahun 2025. Salah satu nama yang paling menonjol dan menjadi perbincangan hangat di kalangan aktivis dan akademisi adalah Hidayatul Fikri. Ia digadang-gadang sebagai kandidat kuat, bahkan mendapatkan dukungan terbuka dari tokoh muda pesisir, Palma Frandiski. Dukungan ini bukan tanpa alasan, melainkan didasarkan pada rekam jejak, visi, dan kapasitas kepemimpinan Hidayatul Fikri yang dianggap mumpuni untuk membawa KNPI Pesisir Selatan ke level yang lebih strategis.
Hidayatul Fikri: Bukan Sekadar Figur Populis, Namun Berbasis Gerakan dan Intelektual
Berbeda dengan figur-figur lain yang mungkin mengandalkan popularitas semata, profil Hidayatul Fikri menunjukkan adanya basis gerakan dan intelektual yang kuat. Fikri merupakan founder Pencerah Desa Indonesia (PDI), sebuah inisiatif sosial yang berfokus pada pemberdayaan dan pembangunan kapasitas masyarakat di tingkat desa.
"Gerakan ini tidak hanya menunjukkan kepedulian sosial, tetapi juga pemahaman yang mendalam tentang isu-isu fundamental di akar rumput," ujar Dr. Rahmat Hidayat, M.Si, seorang sosiolog dari Universitas Negeri Padang. "Inisiatif seperti PDI merupakan respons konkret terhadap kesenjangan pembangunan dan menunjukkan bahwa Fikri memiliki visi pembangunan yang holistik dan berkelanjutan. Ini adalah modal kepemimpinan yang jauh lebih kuat daripada sekadar janji politik."
Jejak Internasional dan Kepemimpinan di Level Mahasiswa
Kapasitas Hidayatul Fikri tidak hanya teruji di ranah lokal. Pengalamannya sebagai delegasi Indonesia pada ASEAN Youth Innovation Forum membuktikan bahwa ia memiliki wawasan global dan jaringan internasional yang berharga. Dalam forum tersebut, Fikri berinteraksi dengan para pemikir muda dari berbagai negara, mendiskusikan inovasi, dan merumuskan solusi atas tantangan global. Pengalaman ini sangat relevan untuk konteks KNPI saat ini, di mana organisasi kepemudaan dituntut untuk tidak hanya berpikir lokal, tetapi juga mampu mengadopsi tren global untuk kemajuan daerah.
Di samping itu, jabatan Fikri sebagai Presiden Mahasiswa UIN Imam Bonjol Padang menjadi bukti nyata akan kapabilitasnya dalam memimpin organisasi besar. Menghadapi ribuan mahasiswa dengan berbagai latar belakang, kepentingan, dan dinamika kampus, ia berhasil menunjukkan kemampuannya dalam membangun konsensus, mengelola konflik, dan merumuskan kebijakan yang inklusif.
"Posisi Presiden Mahasiswa adalah kawah candradimuka kepemimpinan," kata Prof. Dr. Irwan Maulana, seorang pengamat politik dari Universitas Andalas. "Jabatan ini menuntut integritas, kemampuan manajerial, dan kecerdasan emosional yang tinggi. Hidayatul Fikri telah membuktikan semua itu, dan pengalamannya ini bisa menjadi blueprint yang berharga untuk memimpin KNPI."
Masa Depan KNPI di Tangan Figur Visioner
Palma Frandiski, tokoh muda yang memberikan dukungan, menegaskan bahwa KNPI membutuhkan figur yang bukan hanya populer, tetapi juga visioner dan memiliki rekam jejak yang jelas. "KNPI Pesisir Selatan harus dipimpin oleh seseorang yang memahami tantangan di era disrupsi, mampu membangun kolaborasi dengan berbagai pihak, dan yang paling penting, mampu menginspirasi generasi muda untuk berkontribusi," ujar Palma. "Dan semua kriteria itu ada pada Hidayatul Fikri."
Dengan rekam jejak yang solid, baik di tingkat lokal, nasional, maupun internasional, serta basis intelektual dan gerakan yang kuat, Hidayatul Fikri dipandang sebagai sosok yang ideal untuk membawa KNPI Pesisir Selatan menuju era baru. Posisinya sebagai kandidat yang paling dilirik saat ini tidak lepas dari akumulasi prestasi dan pengalamannya yang menjanjikan, menjadikannya bukan hanya calon pemimpin, tetapi juga figur perubahan yang sangat dibutuhkan oleh pemuda Pesisir Selatan.
Rel
0 Komentar